REVIEW PENELITIAN SKRIPSI/PTK
PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI KARANGAMPEL
Proposal Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Proposal Penelitian
Dosen : Edy Cndara M.si
Disusun oleh :
NURSAJADI
NIM : 58461277
BIOLOGI-C/VII
FAKULTAS TARBIYAH/JURUSAN-IPA-BIOLOGI-C
INSTITIUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
REVIEW PENELITIAN/SKRIPSI/PTK
APLIKASI PEMBELJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII PADA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI SMP NEGERI 3 SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
üVariabel Psikologi : pembelajaran problem posing, klasifikasi makhluk hidup
üAnalisis
ΩPendahuluan
¯Latar Belakang
Pada Pembelajaran biologi seringkali siswa merasa kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru, siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran biologi bahkan menjadikan biologi sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan bagi bagi mereka
Hal ini terjadi karena sampai saat ini masih banyak guru biologi menggunakan metode pembelajaran yang disebut metode konvensional, yaitu (guru membacakan atau memberikan bahan yang disiapkannya sedangkan pada siswa mendengarkan, mencatat dengan teliti dan mencoba menyelesaikan soal), sebagai mana yang dicontohkan oleh guru. hal tersebut menjadikan siswa pasif. . Dalam pembelajaran biologi seharusnya siswa haruslah aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya serta lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan biologi.
Oleh sebab itu guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang siswa lebih aktif dalam belajar serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Kegiatan pembelajaran tidaklain ialah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni suatu proses menterjemahkan dan menstransformasikan nilai-nilai yang terdapat dala mkurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar (Nana Sudjana, 2005). dalam meningkatkan hasil belajar biologi, sebaiknya diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajara aktif, Baik secara fisik,sosial maupun psikis dalam memahami konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran biologi hendaknya guru menggunakan metode yang membuat siswa banyak beraktifitas yaitu dengan problem posing dimana pada pembelajaran ini siswa diharapkan dapat merumuskan masalah melalui beberapa fakta sehingga siswa sadar akan adanya suatu masalah tersebut dengan cara mencari informasi baik dari guru, peserta didik, berita-berita dan lingkungan sekitar, maka siswa akan menjadi terangsang untuk memecahkan masalah. Dengan demikian banyaknya aktifitas yang dilakukan dapat menimbulkan antusias siswa dalam belajar sehingga pemahaman konsep biologi semakin baik dan hasil belajarnya akan meningkat. Penerapan model pembelajaran problem posing ini akan mempengaruhi cara belajar siswa yang semula cenderung untuk pasif ke arah yang lebih aktif
Karena pentingnya pemeblajaran problem posing sebagai salah satu faktor untuk meraih prestasi hasil belajar siswa , maka peneliti tertarik untuk meneliti : ” aplikasi pembeljaran problem posing dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas vii pada pokok bahasan klasifikasi makhluk hidup di smp negeri 3 sumberjaya kabupaten majalengka
¯Rumusan masalah dan pokok-pokok bahasan
Pada penelitian ini yang menjadi pokok-pokok bahasannya adalah klasifikasi makhluk hidup dan model pembelajaran problem posing
¯Tujuan Penelitian
· Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Penerapan pembelajaran problem posing terhadap peningkatkan hasil siswa pokok bahasan Keanekaragaman makhluk hidup kelas VII MTs Negeri Karangampel.
· Mengetahui adanya perbedaan siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Problem Posing dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem posing
¯Manfaat Penelitian
ªPenelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pengetahuan dalam Penerapan Pembelajaran Problem posing pada pelajaran Biologi
ªHasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi dalam inovasi pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajr siswa.
ΩTinjauan Pustaka
¯Pengertian Pembelajaran
ªPengertian Pembelajaran
pembelajaran merupakam aktifitas yang paling utama . ini berarti bahan keberhasilan penerapan tujuan pedndidikan banyak tergantung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan memepengaruhi cara guru itu mengajar. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh pakar-pakar, secara umum pemebelajaran merupakan proses pembaharuan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, (Surya muhammad:7) dalam arti lain, pembelajaran merupakn kegiatan pembelajaran siswa .
ªHasil belajar
Dalam hal ini, tingkat keberhasilan sisawa dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses kegiatan belajar mengajar . Sementara itu yang dimaksud dengan hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar . Howard kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) keterampilan dan kebiasaan (b) penegtahuan dan pengertian (c) sikap dan cita-cita. (Nana Sudjana, 2001:22)
Menurut surdiman, hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut Bloom meliputi tiga ranah, yaitu :
a. Kognitif : Knowledge (Pengetahuan, ingatan), Compedrhension (Pemahaman, Menjelaskan,meringkas ) analysis (Menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), Evaluation (menilai), aplication (menerapkan).
b. Affective:receifing (sikap menerima),responding (memeberi respon), evaluing (menilai),organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
c. Psychomotor : initiatory level,pre-rutine level,rutinized level.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa itu sebenarnya dipengaruhi oleh proses belajar mengajar
ªFaktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar
Menurut Nana Sudjana (2001:39) mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai sisawa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
a. Faktor Internal ( dari dalam individu yang belajar )
Faktor yang memepengaruhi kegiatan beljar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang medmpengaruhi kegiatan tersebuit adlah faktor psikologis, antara laiun yaitu : motvasi,perhatian,pedngamatan,tanggapan dan lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan bedrkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang memepengaruhi adlah mendapatkan pengetahuan,penanaman konsep dan keterampilan, dan pemebntukan sikap.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebgai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa, harus semakin tiggi hasil belajar yang diperoleh siswa, proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Nan Sudjana,2001:111)
Adapun kaitanya dengan mata pelajaran biologi adalah seberapa jauh tingkat poenguasaan yang telah dicapai oleh siswa dalam mempelajari biologi dengan tujuan kognitif . Dalam taksonomi Bloom tujuan kognitif itu mencakup pengetahuan, pemahaman,penerapan,analisis dan evaluasi.
v Materi klasifikasi makhluk hidup
1. Konsep materi
a. Tujuan, Manfaat keanekaragaman atau klasifikasi makhluk hidup
Keanekaragaman yang dilakukan para ahli biologi antara lain bertujuan
1) Mendeskripsikan Cir-ciri makhluk huidup
2) Mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri
3) Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup memiliki manfaat :
1) Mempermudah mempelajarinya
2) Untuk melihat hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainya
Daasar keanekaragaman makhluk hidup adalah berdasarkan :
1) Persamaan dan perbedaan ciri
2) Manfaat makhluk hidup tersebut
3) Ciri Morfologi dan Anatomi
b. Sistem keanekaragaman atau klasifikasi makhluk hidup
Banyk sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh para ahli , diantaranya yaitu sistem flogenetik yaitu klasifikasi yang didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antara makhluk hidup antara kelompok makhluk hidup.
1) Kingdom Protista
- Meliputi makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak, tetapi masi sederhana.
- Telah memiliki membran inti (eukariotik)
- Tidak membentuk jaringan
2) Kingdom Plantae
- Disebut pula dunia tumbuhan
- Merupakan makhluk hidup multi seluler dan eukariotik
- Sel-sel nya terlindung oleh dinding yang terbuatr dari selulosa
- Sel-sel nya mempeunyai klorofil terkumpul dalam pestisida
- Berkembangbiak dengan seksual dan asek sual
- Bersifat mikroskopis
- Sering mendapat julukan “Produsen dunia”
3) Kingdom Animalia
- Disebut pula dunia hewan
- Tubuhnya terdiri atas banyak sel (multiseluler) dan ekariotik
- Mudah di amati dengan mata biasa (tanpa alat) berkembang biak dengan seksual (kawin) dsan aseksual (tak kawin)
- Merupakan makhluk hidup yang bersifat heterotrof
c. Klasifikasi dalam biologi modern
Sistem klasifkasi dalam biologi modernn menggunakan sistem filogenik (filogenetik) yaitu dengan melihat kepada hubungan kekerabatan antara makhluk hidup . makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokan dalam unit – unit . unit-unit disebut TAKSON . Ilmu yang memepelajari tentang takson-takson disebut TAKSONOMI.
Urutan takson dari yang paling tinggi sampai paling rendah adalah sebagai berikut :
1) Untuk Tumbuhan 2) Untuk Hewan
a. Kingdom (kerajaan) a. Kingdom
b. Divisio (divisi) b. Filum
c. Classio (kelas) c. Classis
d. Ordo (bangsa) d. Ordo
e. Familia (suku) e. Familia
f. Genus (marga) f. Genus
g. Spesies (jenis) g. Species
d. Tata Nama Ilmiah
Tokoh yang paling berjasa terhadap perkembangan ilmu klasifikasi atau keanekaragaman makhluk hidup adalah Carolus Linnaeus ahli Biologi berkebangsaan swedia, beliau dikenal sebagai bapak Taksonomi
¯ Penerapan model pembelajaran problem posing pada materi keanekaragaman makhluk hidup
Model pembelajaran problem posing
Problem posing dapat diartikan sebagai pengajuan soal atau pengajuan masalah. Pengertian ini sendiri seperti yang dikatakan oleh As’ari dalam Yansen tahun 2005 dalam bukunya menggunakan istilah pembentukan soal sebagai padanan kata untuk Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “problem” artinya masalah, soal/persoalan dan kata “pose” yang artinya mengajukan chols dan Shadilya. Jadi problem posing bisa istilah problem posing. Problem posing dapat juga diartikan membangun atau membentuk masalah.
beberapa pengertian. Suryanto dalam Yansen menjelaskan :
1) Problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan soal ulang yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana sehingga soal tersebut dapat diselesaikan.
2) Problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan
syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan.
syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan.
Dalam pembentukan soal atau pembentukan masalah mencakup dua kegiatan yaitu :
1. Pembentukan soal baru atau pembentukan soal dari situasi atau dari pengalaman siswa.
2. Pembentukan soal dari soal yang sudah ada.
Dari sini kita bisa katakan bahwa problem posing merupakan suatu pembentukan soal atau pengajuan soal yang dilakukan oleh siswa dengan cara membuat soal tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru ataupun dari situasi dan pengalaman siswa itu sendiri.
Pada awal pembelajaran, peneliti melakukan pengenalan sekilas terhadap m,odel pembedlajaran probledm posing . kenudian menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus pertama . Dalam proses pemebalajaran berlangsung, diawali dengan apersepsi, kemudian peneliti menyampaikan materi sekilas dengan metode ceramah dan diperkuat dengan pembelajaran model problem posing. Dalam model pembelajaran ini, tujuan utamanya adalah siswa dituntut agar dapat membuat soal sendiri . Di awali dengan kegiatan siswa membaca materi yaitu tentang dasar-dasar keanekaragaman makhluk hidup . Setelah itu siswa diberi waktu untuk membuat soal dari materi yang telah dibaca . kemeudian peneliti mendiskusikan pertanyaan tersebut bersama-sama . Di akhir pembelajaran, siswa diberikan tes untuk mengetahui perbedaan hasil belajar tiap siklusnya.
Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran di awali dengan apersepsi . kemuydian siswa melakukan pemebeljaran dengan problem posing . siswa membaca materi selanjutnya yaitu tyentang trata nama ilmiah makhluk hidup . setelah itu, siswa fitunutu untuk membuat soal tentang materi tersebut dan peneliti bersama siswa mengadakan metode diskusi dan tanya jawab tentang materi yang telah dibahas, dan diakhir pembelajaran siswa diberikan post tes.
Pada pertemuan berikutnya, pemeblajaran diawali dengan apersepsi dilanjutkan dengan metode STAID dan diperkuat dengan model pembelajaran problem posing . selanjutnya siswa diberikan post tes.
¯Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ªHipotesis alternatif (Ha) : “Ada hubungan antara Model pembelajaran problem posing dengan Hasil belajar”.
ªHipotesis nihil (Ho) : “Tidak ada hubungan antara Model pembelajaran problem posing dengan Hasil belajar”.
ΩMetode Penelitian
¯Identifikasi variabel penelitian
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
ªVariabel bebas : Model pembelajaran problem posing.
ªVariabel terikat : hasil belajar siswa.
¯Definisi Operasional
ª Proses belajar-mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
¯Populasi dan metode pengambilan sampel
ªPopulasi
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Wahyuningsih, 2004) populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs N Karangampel yang berusia antara 13-14 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, jumlah populasi kelas VII MTs N Karangampel sebanyak 320 Siswa.
ªMetode Pengambilan Sampel
Mengacu pada tabel Morgan maka diperoleh jumlah sampel sebesar 100 atau 80 Siswa. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Sutrisno Hadi (dalam Wahyuningsih, 2004) alasan penulis menggunakan random sampling ini adalah memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selain hal tersebut, Sutrisno Hadi (dalam Wahyuningsih, 2004) mengatakan suatu cara disebut random apabila peneliti tidak memilih-milih individu yang akan ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian. Teknik random sampling yang dipergunakan adalah dengan cara undian. Langkah pertama adalah dengan memberi nomor urut pada masing-masing sampel, setelah membuat nomor yang dimasukkan kedalam gelas yang berlubang kemudian diambil sebanyak 100 kali. Nomor yang keluar dipergunakan sebagai sampel penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah dimana tiap-tiap sub populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.
Menurut M. Nasir (dalam Wahyuningsih, 2004), untuk prosedur pengambilan sampel dengan metode proporsional random sampling dipergunakan rumus sebagai berikut :
ni = |
Keterangan : ni : Jumlah sampel per sub populasi
Ni : Total sub populasi
N: Total populasi
n: Besarnya sample
Berdasarkan kriteria sampel di atas maka diperoleh distribusi sampling sebagai berikut :
2A | 2B | 2C | 2D | 2E | 2F | 2G | 2H | Jumlah | |
Populasi | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 | 320 |
Sampel | 13 | 13 | 13 | 13 | 12 | 12 | 12 | 12 | 100 |
Tabel 1
Distribusi sampling
Distribusi sampling
¯Metode pengambilan data
ª Instrumen yang digunakan untuk mengmpulkan data dalam penelitian adalah dengan menggunkan :
1. Test tertulis: Postest pda tiap siklus untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menggunakan problem posing berupa tes tertulis dalam bentuk tes angket.
2.Observasi dilakuka untuk melihat langsung kegiatan siswa selama pembelajaran dan untuk melihat langsung kondisi obyektif tempat peneitian .menurut ridwan (2005:76) observasi adalah pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
3.Angket, digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran problem posing dikelas. Menurut ridwan ( 2005 :71 ) angket adalah daftar petanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen angket, tes dan observasi untuk memperoleh data lapangan tentang masalah penelitian yang penulis bahas yaitu penerapan pembelajrana problem osing dalam meningkatkan hasil belajar biologi biologi, sebelum menggunkan instrumen penulis melakukan Uji validitas,Reliabilitas,Daya pembeda , Tingkat kesukran, Uji norrmalitas dan uji homogenitas khusunya untuk instrumen brupa tes dan aangket .
Adapun hasil uji instrumen sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam tes harus di uji validitas. Uji validitas bertujuan untuk medngedtahui valid tidaknya sebuah itedm soal, rumus yang digunakan peneliti dalam pedngujian validitas soal dengan menggunakan rumus koredlasi product moment, sebagai berikut :
r xy = N∑ XY – ( ∑ X )∑Y
√ N∑ X2) – (∑ X)2][ N ∑Y2 – ( ∑Y)2
Untuk item nomor 1 pada diketahui :
N = 41 ∑Y = 714
∑ X = 34 ∑Y2 = 13524
∑ X2 = 34 ( ∑Y)2 = 509796
(∑ X)2 = 1156 ∑ XY = 618
r xy = 41(618) – (34)(714)
√[(413) – (1156)](41.13524) - (509796)
= 0,326
Dengan dedmikian item nomor satu 1 memiliki r xy = 0,326 dengan taraf signifikan 0,05 dan N = 41 dicari nilai pada r tabel = 0.308, karena r xy > r tabel (0,326 > 0.308 ) maka item nomor 1 dfinyatakan valid. Untuk selengkapnya lihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas soal menggunakan metoded belah dua dan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
r xy = N∑ XY – ( ∑ X )∑Y
√ N∑ X2) – (∑ X)2][ N ∑Y2 – ( ∑Y)2
r xy = 0,76
selanjutnya dimasukan dalam rumus :
r11 = 2 Xrb
1 + rb
= 2X0,76
1+ 0,76
= 1,52
1,76
= 0,86
Berdasarkan kriteria yang digunakan maka dapat diketahui bahawa instrumednt yang dipakai termasuk reliabel dengan kategori sangat tinggi.
3. Daya pembeda
Untuk mednghitung daya pembedda (DP) digunakan rumus :
DP = B A – B B x100%
N A
Perhitungan daya pedmbedda pada item soal nomor 1 :
DP = B A – B B x100%
N A
BA = 11
BB = 8
NA = 11
DP = 11 – 8 X100%
11
= 27,3 %
Berdasarkan kriteria yang dipakai, maka kriteria soal nomor 1 berkategori Agak Baik,Untuk item soal selanjutnya dapat dilihat pada lampiran .
4. Tingkat Kesukaran
Untuk mednghitung tingkat kedsukaran (TK) dihitung dengan rumus:
TK = BA + BB X100%
NA + NB
BA= 11
BB= 8
NA= 11
NB= 11
TK = 11 + 8 X100%
22
TK = 86,4%
Berdasarkan kriteria yang dipakai, maka kriteria soal nomor 1 berkategori Sanmgat Mudah,Untuk item soal selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.
ΩLaporan Pelaksanaan Penelitian
¯Orientasi kancah penelitian
ªSejarah singkat MTs N Karangampel
ªPersiapan penelitian
Sebelum peneliti mengambil data, ada beberapa persiapan yang dilakukan yaitu
ØPengurusan surat permohonan izin pengambilan data dari fakultas untuk melaksanakan penelitian di MTs N Karangampel
ØMenghubungi Kepala Sekolah MTs N Karangampel untuk menjajaki kemungkinan pelaksanaan penelitian dengan membawa surat pengantar dari fakultas dan contah kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian menemui koordinator BK yang diberi wewenang oleh Kepala Sekolah untuk memantau dan mengatur kegiatan penelitian ini.
ØMendiskusikan dengan guru BK mengenai waktu yang tepat dan tata cara pelaksanaan penelitian.
¯Uji coba instrumen penelitian
ªUji Coba
Sebelum digunakan pada subjek penelitian yang sebenarnya, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu. Mengenai perlunya uji coba, Sutrisno Hadi (dalam Wahyuningsih, 2004) menjelaskan tujuan diadakannya uji coba alat ukur adalah :
ØUntuk memperoleh keyakinan tentang alat ukur
ØUntuk menentukan alokasi waktu yang paling layak
ØUntuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk atau administrasi
ªAnalisis validitas instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya sebuah iteem soal, rumus yang digunakan peneliti dalam pedngujian validitas soal dengan menggunakan rumus koredlasi product moment
Alat pengumpul data. Adapun utuk menghitung reabilitas instrumen soal menghunka pendekatan Singe Test-Single Trial dengan menggunakan rumus Formula perman-Brown Model Ganji Genap.menurut riduwan (2005:102)
ªPelaksanaan Penelitian
1. Perancanaan penelitian
Berdasarkan asumsi awal dari pengamatan langsung , bahwa selama ini hasil mata pelajaran biologi selalu kurang, addapun tindakan yang harus dilakukan dalam mengikuti pembelajaran biologi maka direncanakan suatu pembelajaran yang dapat mnendukung hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaaan penelitian
Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah implementasi rencana yang telah dirumuskan sebelumnya : dari siklus I sam pai siklus ke III.
3. Observasi dan Redfleksi
ªAnalisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen angket, tes dan observasi untuk memperoleh data lapangan tentang masalah penelitian yang penulis bahas yaitu penerapan pembelajrana problem osing dalam meningkatkan hasil belajar biologi biologi, sebelum menggunkan instrumen penulis melakukan Uji validitas,Reliabilitas,Daya pembeda , Tingkat kesukran, Uji norrmalitas dan uji homogenitas khusunya untuk instrumen brupa tes dan aangket .
ΩKesimpulan
¯Rangkuman hasil penelitian
Hasil penelitian dari data analisis korelasi product moment menunjukkan korelasi (r) sebesar 68,78 dengan p = 58,17, hal ini menunjukkan adanya korelasi antara model pembelajaran problem posing dengan hasil belajar siswa dengan arah hubungan positif. Artinya, jika model pembelajaran problem posing tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya.
¯Pembahasan
Berdasarkan analisis data penelitian menunjukkan korelasi (rxy) sebesar 68,78 dengan p = 58,17 < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemebelajaran problem posing dengan hasil belajar pada siswa kelas VII MTsN Karangampel
Rendahnya pemebelajaran problem posing terhadap hasil belajar pada siswa disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi Hasil prestasi belajar itu sendiri. Hasil belajar menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program balajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Tes prestasi belajar yang diukur adalah pengetahuan yang dimiliki siswa (soal hafalan) dan bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan soal-soal yang ada (soal hitungan, analisis masalah). Di tingkat SMP, umumnya soal-soal yang diberikan masih pada tingkat kompetensi recall, tingkat kompetensi aplikasi dan analisis cenderung hanya diterapkan pada mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Hasil belajar biasanya ditunjukkan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi rendahnya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan yang telah diberikan, tetapi hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi karena hasil rapor tidak hanya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Hasil Presatasi belajar juga dipengaruhi oleh perilaku siswa, kerajinan dan keterampilan atau sikap tertentu yang dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh guru yang bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata.
Sikap siswa
Berdasarkan observasi On Task – Off Task menunjukan bahawa efektif siswa yang dominan muncul dalam pemeblajaran adalah kode 1, yaitu memperhatikan guru dan kode 5, yaitu menjawab pertanyaan dari guru, sehingga untuk kata On Task lebih besar dari pada Off Task. Dadapun sikap negatif yang dominan muncul kode 9, yaitu melamun,
Dari hasil keseluruhan siswa yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran adalah memperhatikan . selain memperhatikan adalah menjawab pertanyaan dan diskusi kelompok . Data On Task semakin meningkat darin pertemuan sebelumnya, Hal inmio disebabakan menggunakan metode diskusi . Adapun data Off Task semakin menurun dan efektif siswa yang masih dominan muncul adalah mengobrol dengan teman dan mengantuk.
¯Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara Model pembelajaran problem posing dengan hasil belajar pada siswa kelas VII MTs N Karangampel
¯Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut :
4. Guru dapat menggunakan model pembelajaran problem posing dalam meningkatkan hasil belajar asiswa.
5. Penerapan problem posing dapat meningkatkan sikap positif dan hasil belajar siswa, oleh karena itu model pembelajaran ini dapat dipilih guru sebagai variasi metode dalam pembelajaran di kelas
Daftar Pustaka
.