Sabtu, 15 November 2014

PRIBADI YANG SEHAT

TIGA HAL YANG PERLU DI HINDARI
Diriwayatkan dari nabi saw sesungguhnya beliau pernah bersabda : Barang siapa bangun di pagi hari kemudian mengadukan kesulitanya kepada sesame (makhluk/masusaia), maka seolah-olah ia mengadukan tuhanya (karena tidak rela apa yang diterimanya). Dan barangsiapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya di waktu pagi, maka dia pagipagi telah membenci allah Dan barangsiapa merendahkan dirinya dihadapan orang kayak arena kekayaanya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya.
Itulah tiga hal yang seharusnya dihindarkan oleh setiap muslim ketiga hal tersebut memiliki dampak buruk kepada hubungan manusia dengan allah swt.
Pertama, hindarkan kebiasaan mengeluh kepada sesame akan kondisi yang ada, karena hal itu sama artinya dengan menggugat takdir allah swt yang ditetapkan bagi seorrang hamba. Mengeluh dan meratapi nasib yang diderita sama artinya dengan merasa tidak puas akan pemberian allah swt . Keidak puaasan itu adalah manusiawi, tetapi hendaknya langsung saja diratapkan dalam doa kepada-nya janganlah diadukan kepada sesame. Sebagaimana doa Nabi Musa yang dipanjatkan kepada allah swt tatkala beliau melewati lautan bersama kaumnya.
Ya allah segala puji bagi-mu. Kepada engkaulah aku mengadu dan hanya engkau yang bias member pertolongan. Tiada daya dan upaya serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan allah yang maha tinggi dan lahi maha agung.
Kedua, hindarkanlah berasaan rasa sedih dengan kondisi yanga ada dipagi hari, kaena hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridho dengan apa yang diberikan allah swt kepada kita. Kedua larangan ini adalah bukti ketidak sabaran seorang hamba akan nasibnya. sesungguhnya orang yang sabar tidak akan akan mengeluh apalagi mengadukan nasibnya kepada sesama.
Kedua hal diatas pada hakikatnya menunjukan betapa seorang hamba tidak lagi bersabar. Karena sejatinya manusia dengan hati yang sabar itu adalah Tajarru’ul murarati bighairi ta’bitsin yang berarti (tahan menelan barang pahit tanpa cemberut). Oleh karena itu , ketika di pagi hari kita telah menggerutu akan kedaan nasib kita. Apalagi hingga mengadukan nasib kita kepada sesama manusia dengan mengeluhkan keberadaab dan keadaan yang kita alami.
Ketiga, Barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kayak arena kekayaanya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya. Poin ketiga dan terakhir ini dapat di maknai sebagai larangan Rosulullah saw akan adanya perasaan thama’ dan pengharapan yang tinggi kepada sesama. Karena pengharapan itu hanya boleh disandarkan kepada allah swt saja.
Sedangkan pada disisi lain juga menunjukan larangan pengagungan sesama manusia, apalagi pengagungan itu di latar belakangi kepemilikan harta sungguh hal itu pasti akan berimbas penghinaan ilmu dan kemaslahatan. Bukankah ini telah menjadi di sekitar kita terutama masyarakat saaat ini. Untuk itu dimana orang-orang yang memiliki harta dapat menguasai sebagai jejaringan bahkan menentukan arah ilmu pengetahuan. Bukankah beberapa wacana yang ada di negeri ini merupakan hasil kerja apaa lagi penyandang dana. Na’udzubillahi min dzalik.
Jikademikian adanya berbagai larangan lantas apakah hal yang diperbolehkan untuk kita dalam menilai lebih sesama manusia. Islam hanya memberikan dua kehormatan kepada umatnya agar saling menghargai dan memuliakan pertama karena ilmunya dan karena kebaikanya. Selebihnya tidak ada. Jadi siapapun yang memuliakan manusia dengan berbagai alasan sesungguhnya orang itu telah terjeram bab kepada lubang kecil yang jika dibiarkan akan meggelamkan diri kepada lumpur yang kita makan.
Dan ingat pesan sahabat nabi saw yaitu sayyidul auliya syaikh Abdul Qadir al-Jailani Bahwa :
Setiap muslim berada dalam tiga keadaan yaitu melaksanakan perintah allah swt, menjauhi larangan allah dan rela akan Qadha dan Qadar (Ketetapan Allah awt) yang tidak bias dipungkiri.