PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS
(MASTERY LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI
POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIII MTS PEMBANGUNAN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII MTS Pembangunan
Kecamatan Plumbonn Kabupaten Cirebon)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dosen : Kartimi, M.Pd
Disusun Oleh
NURSAJADI
NIM : 58461277
TADRISI/JURUSAN IPA BIOLOGI-C/SEMESTER/VII
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITIUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan dalam sistem persekolahan, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pelajaran secara tuntas akibatnya tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pelajaran,meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolahan tidak heran pula, kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem persekolahan yang tidak memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan anggaran pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi adalah melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Untuk dapat melakanakan pembelajaran biologi dengan pendekatan belajar tuntas maka diperlukan adanya kerja sama antara guru biologi dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru biologi untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan.
Dengan demikian proses pembelajaran biologi di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan melalui pendekatan belajar tuntas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru dalam menerangkan materi biologi kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa dan pada umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pelajaran. Di samping itu penggunaan metode pengajaran yang salah. Sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. Berdasarkan observasi di kelas, kelemahan belajar biologi di kelas VIII MTS Pembangunan adalah (1) siswa tidak mampu menguasai hubungan antar konsep (2) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan guru (3) siswa kurang dalam mengerjakan latihan-latihan soal (4) siswa malu bertanya tentang materi yang belum dimengerti.
Masalah-masalah di atas merupakan masalah-masalah pendekatan pembelajaran,Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa pendidikan sangat tidak logis manusia dapat berkembang dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan hidup bahagia. artinya pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam belajar mengajar, perlu pemahaman ulang. Mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dapat belajar, tetapi mengajar juga berarti usaha menolong peserta belajar agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami.
Biologi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena biologi dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu dipandang penting agar mata pelajaran biologi dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Hasil survei dari asosiasi penilaian pendidikan internasional The Third Internasional Mathematics and Science Study pada tahun 1999 menyimpulkan bahwa prestasi belajarbiologi/IPA anak Indonesia untuk SMP/MTS berada pada urutan 34 dari 38 Negara, dimana Malaysia diurutan ke-14 dan Singapura diurutan teratas. Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MTS Pmbangunan Plumbon pada tanggal 21 Oktober 2011 dan diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar Biologi siswa kelas VIII di sekolah tersebut masih tergolong kurang maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa hanya mencapai 6,0. nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum, yakni sebesar 6,5 atau 65 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada di bawah standar ketuntasan yang diharapkan
.
Dari hasil wawancara dengan guru Biologi diperoleh informasi bahwa mata pelajaran Biologi dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa. Dalam hal ini siswa sering kali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Kemudian hasil observasi lebih lanjut pada tanggal 24 Oktober 2011 terlihat bahwa Strategi pembelajaran yang digunakan guru Biologi di MTS Pembangunan khususnya di kelas VIII lebih didominasi oleh model pembelajaran langsung dengan menggunakan Model variasi dan kombinasi beberapa metode yaitu ceramah, diskusi, tugas dan tanya jawab. Namun demikian, siswa masih belum aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa cenderung diam dan terlihat kurang aktif dalam mengemukakan pernyataan maupun pendapat. Peneliti menduga model pembelajaran inilah yang menyebabkan kurang maksimalnya prestasi belajar Biologi, khususnya siswa kelas VIII MTS Pembangunan.
Dengan demikian Atas dugaan di atas, maka penulis tertarik untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan Strategil pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe dalam strategi pembelajaran yang dianggap peneliti dapat pengecekan hasil belajar siswa dalam peran aktif mengikuti proses belajar mengajar adalah strategi pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Mastery Learning atau Belajar Tuntas merupakan jenis Strategi pembelajaran,Atas alasan yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya meningkatkan Strategi pembelajaran Mastery Learning (Belajar tuntas) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Pokok Bahasan Sistem pencernaan di Kelas VIII MTS Pembangunan Kacamatan Plumbon Kabupaten Cirebon”.
Melalui penelitian ini akan dicoba suatu strategi pembelajaran Mastery Learning (ML) belajar tuntas di Kelas VIII MTS Pembangnan Kabupaten Cirebon. Keunggulan Strategi pembelajaran Mastery Learning ini dapat memotivasi siiswa dan Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdasarkan uraian masalah tersebut dirancang untuk mengkaji strategi pembeljaran Mastery Learning (ML) dalam meningkatakan kemampuan menguasai konsep dan prestasi belajar pada pokok bahasan Sistem pencernaan agar siswa lebih aktif dan kreatif.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
Wilayah Penelitian ini adalah wilayah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Pendekatan
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif tentang upaya peningkatan prestasi belajar Biologi siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran Mastery leraning (ML) atau belajar tuntas.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran Mastery Leaning (ML )atau belajar tuntas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Strategi pembelajaran yang menekan adanya struktur dan dirancang untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).
b. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil tes akhir mata pelajaran Biologi untuck menguji kemampuan kognitif dan afektif pada pokok bahasan bahan Sistem pencernaan.
c. Aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi pembelajaran Belajar tuntas atau Mastery learning (ML).Penelitian dilakukan dikelas VIII MTS Pembangunan Plumbon.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana prestasi hasil belajar Biologi siswa kelas VIII MTS Pembangunan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Belajar tuntas Mastery Learning (ML) ?
b. Bagaimana respon siswa kelas VIII MTS Pembangunan terhadap pembelajaran Sistem pencernaan Strategi Pembelajaran belajar tuntas atau master Learning (ML) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang terdapat pada perumusan masalah di atas maka penelitian bertujuan untuk :
1. Mengetahui prestasi belajar Biolgi siswa kelas VIII MTS Pembangunan dengan menggunakan Strategi pembelajaran belajar tuntas/Matery Learning (ML).
2. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan Strategi Pembelajaran Belajar tuntas Mastery Learning (ML).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Bagi guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran Biologi di kelas, sehingga materi pelajaran biologi yang dianggap sulit bagi siswa dapat dipahami lebih mudah oleh siswa.
2. Bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi nya, khususnya pada pokok bahasan Sstem pencernaan.
3. Bagi sekolah: Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi pada khususnya.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “dengan menggunakan Strategi pembelajaran Beelajar tuntas atau master Learning (ML), prestasi belajar Biologi siswa kelas VIII MTS Pembangnan pada pokok bahasan sistem pencernan”.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka, tinjauan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada tinjauan pustaka akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas, sedangkan pada tinjauan teori akan dibahas mengenai teori-teori yang sudah diambil dari buku-buku, majalah yang merupakan pendapat dari tokoh dan yang relevan. Pada kerangka pemikiran merupakan langkah-langkah untuk menjawab permasalahan yang ada. Pengajuan hipotesis penelitian berdasarkan refleksi tinjauan pustaka, tinjauan teori dan kerangka pemikiran yang telah disesuaikan, dan hipotesis ini adalah permasalahan yang akan diuji.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang hendak dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suradi (2006) tentang peningkatan minat belajar siswa melalui belajar tuntas, metode ini mampu meningkatkan minat belajar, karena melalui metode ini siswa dapat melihat dan mengamati secara langung proses yang ditunjukkan oleh guru, sehingga lebih berkuasa dan membekas dalam hati para siswa.
Dari penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan metode mengajar yang sesuai dapat membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya. Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian ini penulis menekankan pada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan belajar tuntas.
B.Tinjauan Teori
Tinjauan teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian:
1. Hakekat Pembelajaran biologi
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hilgrad dan Bower, 1966 dalam (Jogiyanto,2006:12) pembelajaran dapat didefinisikan suatu proses dimana suatu kegiatanberasal atau berubah lewat reaksi dari suatu yang dihadapi dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara dari organisme. Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan seni untuk mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Menurut Martinis Yamin (2005:3) mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Dengan demikian mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.
Menurut Hilgrad dan Bower, 1966 dalam (Jogiyanto,2006:10) Pembelajaran yang baik mempunyai sasaran yang seharusnya berfokus pada hal-hal sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas berpikir yaitu berpikir dengan efisien, konstruktif, mampu melakukan judmen (judment) dan keaktifan.
2) Meningkatan attitude of mind, yaitu menekankan pada keingintahuan, aspirasi-aspirasi dan penemuan-penemuan.
3) Meningkatkan kualitas personal yaitu karakter, sensitivitas, integritas dan tanggungjawab.
4) Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep dan pengetahuan-pengetahuan di situasi yang spesifik.
b. Langkah-langkah pembelajaran
Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah sebagai berikut:
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri
2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tertentu.
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan
melakukan revisi
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan
sebagai berikut :
1) Mempelajari keadaan kelas, guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat, Sedangkanperilaku negatif akan diperlemah atau dikurangi
2) Membuat daftar penguat positif, guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa. Perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
3) Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.
4) Membuat program pembelajaran Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu, mempelajari perilaku dan evaluasi.
5) Pembelajaran matematika
Istilah pembelajaran menekankan pada siswa belajar dan pengajaran menekankan pada guru mengajar. Dalam proses pembelajaran di kelassupaya lebih hidup dan aktivitas belajar siswa yang diutamakan maka lebih tepat digunakan istilah bukan pengajaran. Belajar pada intinya tertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan.
2. Belajar Tuntas
a. Pengertian dan Kriteria Belajar Tuntas
Tujuan proses belajar-mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Suryobroto (2002: 96) Belajartuntas adalah pencapaian setiap unit bahan pelajaran baik secaraperseorangan maupun kelompok atau dengan kata lain penguasaan penuh. Maksud utama dari belajar tuntas adalah memungkinkan 75% sampai 90% siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal. Maksud lain dari belajar tuntas adalah untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, taraf penguasaan minimal memiliki kriteria yaitu pencapaian 75% dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui penilaian formatif, mencapai 60% dari nilai ideal yang diperolehnya melalui perhitungan hasil tes sub-sumatif, dan kokurikuler atau siswa memperoleh nilai enam dalam rapor untuk mata pelajaran tersebut. Masalah yang sangat penting yang kita hadapi adalah bagaimana usaha kita agar sebagian besar dari siswa dapat belajar dengan efektif dan menguasai bahan pelajaran dan keterampilan-keterampilan yang dianggap esensial bagi perkembangannya.
Bila kita ingin agar seseorang mau belajar terus sepanjang hidupnya, maka pelajaran di sekolah harus merupakan pengalaman yang menyenangkan baginya.
Bermacam-macam usaha yang dapat dijalankan yang pada pokoknya berkisar pada usaha untuk memberi bantuan individual menurut kebutuhan dan perbedaan masing-masing. Dalam usaha itu harus turut diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan penuh yaitu bakat untuk mempelajari sesuatu, mutu pengajaran, kesanggupan untuk memahami pengajaran, ketekunan, dan waktu yang tersedia untuk belajar. Cara yang rasanya paling efektif adalah adanya tutor untuk setiap siswa yang dapat memberi bantuan menurut kebutuhan anak. Cara ini tentunya mahal sekali dan sukar dilaksanakan di sekolah. Walaupun tidak dapat dilaksanakan atas pertimbangan biaya, namun dapat dijadikan sebagai modal bagi usaha-usaha lainnya. Untuk mencapai penguasaan penuh seperti dilakukan pada apa yang disebut “non-grade school”, yaitu sekolah tanpa tingkat kelas. Sistem ini memungkinkan anak untuk maju terus menurut kecepatan masing-masing. Dalam usaha mencapai penguasaan penuh perlu diselidiki prasyarat bagi penguasaan itu. Salah satu prasyaratnya adalah merumuskan secara khusus bahan yang harus dikuasai dan tujuan itu harus dituangkan dalam suatu alat evaluasi yang bersifat sumatif agar dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa.
b. Variabel Strategi Belajar Tuntas
Berdasarkan penemuan, John Carrol (dalam Suryosubroto, 2002: 102) merumuskan bahwa belajar tuntas ditentukan oleh variabel-variabel
sebagai berikut :
1) Bakat (Attitude)
Bakat adalah sejumlah waktu yang diminta oleh siswa untuk
mencapai penguasaan suatu tugas pelajaran.
2) Ketekunan (Perseverance)
Ketekunan sebagai waktu yang diinginkan oleh siswa untuk belajar.
3) Kualitas pengajaran (Quality of Instruction)
Kualitas pengajaran ditentukan oleh unsur-unsur tugas belajar. Yang perlu diperhatikan adalah mengembangkan metode-metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas siswa secara individual sehingga dapat menghasilkan tingkat penguasaan bahan yang hampir sama pada semua siswa yang berbeda-beda bakatnya. Kesanggupan atau kemampuan untuk memiliki dan memahami
4) Kemampuan untuk menerima pelajaran (Ability to Understand Intsuction)
pelajaran berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengerti bahan lisan dan tulisan. Kemampuan untuk mengerti bahan lisan erat dengan hasil guru, sedangkan kemampuan untuk mengerti bahan tulisan (kemampuan membaca) banyak ditentukan oleh cara penyusunan buku. Untuk itu guru perlu memperhatikan kebutuhan siswa sehingga hasil yang ia capai berada pada jangkauan kemampuan pengertian
siswa.
5) Kesempatan yang Tersedia untuk Belajar (Time Allowed for Learning)
Alokasi waktu tiap bidang situasi telah ditentukan dalam kurikulum yang tentunya telah disesuaikan dengan kebutuhan waktu belajar siswa dan perkembangan jiwanya.
c. Ciri-ciri Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belajar Tuntas
1) Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Ini berarti bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah agar hampir semua siswa dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan.
2) Memperhatikan perbedaan individu
Yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan siswa dalam diri serta laju belajarnya.
3) Evaluasi dilakukan secara kontinyu dan didasarkan atas kriteria Evaluasi dilakukan secara kontinyu (continuous evaluation) ini diperlukan agar guru dapat menerima umpan balik yang cepat/segera, sering dan sistematis. Evaluasi mengenal 2 macam bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
4) Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan.
Program perbaikan dan program pengayaan adalah sebagai akibat dari penggunaan evaluasi yang kontinyu dan berdasarkan kriteria serta pandangan terhadap perbedaan kecepatan belajar mengajar siswa dan administrasi sekolah.
5) Menggunakan prinsip siswa belajar aktif Cara belajar demikian mendorong siswa untuk dapat mengembangkan ketrampilan kognitif. Ketrampilan “manual” kreativitas dan logika berpikir.
6) Menggunakan satuan pelajaran yang kecil Pembagian unit pelajaran menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat memperoleh umpan balik secepat mungkin.
3. Pembelajaran biologi Dengan Belajar Tuntas
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah anak didikmencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode mengajar) maupun bagi siswa (dalam memilih strategi belajar). Dengan demikian makin baik metode yang digunakan, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran merupakan penjabaran daru pendekatan dan implementasi oleh teknik pembelajaran.
Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peran utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
Dalam model yang paling sederhana Carrol mengembangkan bahwa jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika siswa tidak diberi cukup atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi siswa tersebut oleh Block (dalam Suryobroto, 2002 : 100)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Perencanaan Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan Strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Cllas Action Research) atau dalam sngkatn bahasa Indonesia Penelitian indakan Keals (PTK) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat p engumpul data yang dipakai dalam penelitian antara lain: catatan guru, catatan siswa, camera, wawancara,angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.Dan Prosedur penelitian tidakan kelas ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata iolgi dengan srategi pembelajaran Belajar tuntas atau master learning (ML) yaitu untuk melihat siswa akan memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan, sehinga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan ,dan menguasai bahan belajar secara maksimal (belajar tuntas).Dan termotivasi untuk aktif dalam proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitayif dari hasil tes tulis, bimbingan konseling dalam materi dan hasil tes, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa dalam belajar, dan kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk: soal tes, observasi, catatan materi. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTS Pembangunan Plumnbon kelas VIII , dengan jumlah siswa 55, yang terdiri dari 34 laki-laki dan 21 perempuan . penelitian dilaksanakan pada saat mata biologi berlangsung dengan pokok bahasan “Siste pencernaan”.
3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 3 minggu dimulai pada tanggal 21 Oktober 2011 samapai dengan 5 November 2011.
4. Kolaborator
a) Bambang Dipo ribuwono,S.PdI (Guru Biologi MTS Pembangunan Plumbn )
b) Nursajadi (Praktikan/peneliti)
c) Nia Novianti (Praktikan/peneliti)
d) Ratnasari (Praktikan)
5. Karakteristik Penelitian
1) Prestasi belajar Biologi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi biologi pada pokok bahasan sistem pada sistem pencernaan Satu Variabel dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes.
2) Strategi Pembelajaran Belajar tuntas atau master learning (ML) adalah suatu Strategi pembelajaran yang mengutamakan peran aktif semua siswa dalam hasil belajaar siswa dalam ketuntasan belajar, sehingga ketika stiap mengerjakan soal dapat terlihat dengan kemampuanya dalam proses ketuntasan belajar dengan cara melakukan evaluasi belajar .
3) Faktor yang Diselidiki
1. Untuk menjawab permasalahan yang timbul, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki. Faktor-faktor tersebut adalah:
a) Faktor siswa, yaitu melihat minat dan kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran biologi khusunya materi “sistem pencernaan”
b) Faktor guru, yaitu melihat bagaimana materi pelajaran disiapkan, teknik yang digunakan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran dalam Belajar tuntas atau mastery learning (ML)
c) Faktor sumber belajar, yaitu melihat apakah sumber pelajaran dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang akan diterapkan
6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Satu
penelitian yang bersifat praktis, situasional, dan kondisional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di MTS Pembangunan. Tindakan yang diambil dalam penelitian diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran mbiologi yang efektif dan tercapainya tujuan akhir yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam biologi melalui metode belajar tuntas.
Siklus 1
a. Perencanaan
1) Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
2) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3) Memilih bahan pelajaran yang sesuai
4) Menentukan skenario pembelajaran dengan strategi pembelajaran Belajar tuntas atau master (ML).
5) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan
6) Menyusun lembar kerja siswa
7) Mengembangkan format evaluasi
8) Mengembangan format observasi pembelajaran
b. Tindakan
1. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajara
2. Guru memberikan tes atau prets soal pada siswa
3. Guru Menyampaikan materi terhadap siswa
4. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber
5. Siswa brinraksi dengan teman yang lain tugas kelompok.
6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari
7. Guru mengadakan bimbingan terhadap siswa dalam maetri tersebut.
8. Siswa diberi tugas PR untuk merangkum .
c. .Pengamatan
1. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan oleh guru tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar serta menyeluruh yang dibantu oleh guru lain sebagai pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
Siklus II
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternativ pemecahan masalah
2) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar
3) Merancang kembali RPP dengan metode penelitian, termasuk merancang teknik, pendekatan yang digunakan
b. Tindakan
RPP yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap pelaksanaan tindakan, secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.) Membuka pelajaran : meliputi apersepsi, motivasi dengan mengingat kembali materi sebelumnya.
2.) Kegiatan inti : meliputi penyampaian materi sistem pencernan dan bimbingan serta diskusi kelompok sehingga terlaksananya belajar tuntas dengan evaluasi hasil belajar menstimulasi siswa dengan strategi embelajaran belajar tuntas atau master learning (ML)
3.) Memberikan tes atau soal dalam bentuk postes yang sudah terkait dengan materi yang sudah diberikan.
4.) Menutup pelajaran : meliputi menyimpulkan pelajaran dan evaluasi (siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa dalam bentuk tes soal)
5.) Selanjutny pada pertemuan berikutnya
c. Pengamatan
1) Melakukan pengamatan sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung
2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul
2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III.
4) Evaluasi tindakan siklus II
5) Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Apabila pada siklus pertama prestasi belajar siswa telah mencapai sasaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan, maka pelaksanaan siklus berhenti pada siklus pertama, tetapi jika dalam pelaksanaan siklus pertama belum ada peningkatan prestasi belajar siswa, maka dilanjutkan pada siklus kedua dan apabila pada siklus kedua ini prestasi belajar siswa sudah memenuhi KKM maka siklus berhenti. Apabila belum mencapai KKM maka dilanjutkan pada siklus ketiga dan seterusnya.mIndikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10%-20% dari siklus I.
Siklus III
Pada sikulus tiga ini uji tes formatif Dengan hasil keseluruhan jumlah tuntas belajar,dengan hasil nila rata-rata. Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa untuk menerapkan Strategi Pembelajaran Belajar tuntas atau mastery learning (ML), dimana mengutamakan peran aktif pada siswa tertama hasil belajar ktuntasan, baik dalam materi maupun dengan pemahan siswa pada pokok bahasan tersebut,sehingga pada sikulus ketiga ini dalam hasil belajar tuntas dengan menggunakan evaluasi yaitu uji tes formatif semua siswa dlam mengerjakan tes soal atau tes tulis, sehingga ketika selesai dapat terlihat dalam nilai dengan ketentuan belajar tuntas dengan diberikan nilai selanjutnya dengan melakukan remedial bila siswa tersebut kurang dalam standar nilai kompetensi dalam pelajaran biologi khusunya sehingga dalam strategi pembelajaran ini dapat berhasil dengan belajar tuntas secara maksimal. .
Pada strategi ini Belajar biologi lebih menyenangkan, dengan cara meningkatkan daya Prestasi sisawa, kratifitas siswa, keaktifan dan partisipasi siswa agar semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap pelajaran biologi. Bila 60% siswa telah berhasil, ‘’menguasai materi sistem pencernaan tersebut” dalam strategi belajar tuntas master learning (ML) maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi “Sisem Pencernaan Ini” dan aktivitas siswa ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria nilai penguasaan materi Sistem pencernaaan
NO | Nilai | Kriteria |
1 | <5,9 | Kurang |
2 | 6,0 – 7,50 | Sedang |
3 | 7,51 – 8,99 | Baik |
4 | 9, - 10 | Baik sekali |
Tabel 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan
No | Nilai | Kriteria |
1 | <50 | Kurang |
2 | 60 – 69 | Sedang |
3 | 70 – 89 | Baik |
4 | 90 - 100 | Baik sekali |
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran belajar tuntas (Mastery Learning).
No | Indikator | Ketercapaian | |
Siklus I | Siklus II | ||
1 | Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dalam kelas | 55 % | 69,5% |
2 | Motivasi dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri) | 70 % | 85 % |
3 | Hubungan guru dengan siswa dalam memberikan bimbingan pada siswa terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. | 75 % | 85 % |
4 | Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran | 75,2 % | 90 % |
5 | Hubungan siswa dengan siswa lain selama kegiatan pembelajaran kelompok | 79 % | 89 % |
6 | Antusias siswa dalam memahami pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran belajar tuntas master learning (ML) | 79 % | 85 % |
7 | Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), mengikuti kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru | 80 % | 95 % |
Rata-rata | 70,2 % | 85 % |
Berdasarkan tabel 3 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang konsep sistem pencernaan dalam kehidupan mengalami peningkatan dari siklus I kesiklus II, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 15 %
BAB V
HASIL DAN PEBHASAN
Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari RPP dan menerapkan rancangan tindakan yang telah disusun berdasarkan permasalahan yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran biologi di kelas VIII MTS Pembangunan Penelitian. Pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai pengamat selama II siklus, tindakan penelitian dilaksanakan yang dibantu oleh guru Biologi kelas VIII MTS Pembangunan.
a. Tindakan Kelas Putaran/Siklu I
1) Perencanan Putaran I
Materi ajar yang disampaikan adalah pokok bahasan sistempencernaan. Untuk sub pokok bahasan alokasi waktunya 2 jam pelajaran 45 menit dan didistribusikan ke dalam satu rencana pembelajaran. Berarti tindakan kelas putaran I terbagi dalam satu kali pertemuan di kelas. Pembelajaran putaran I dengan rencana pembelajaran I selama 2 jam pelajaran 45 menit, membahas materi ajar:
a) menjelaskan kandungan makanan dan jenis vitamin
b) sistem pencernaan pada manusia.
c) kelainan pada penyakit
2) Pelaksanaan Putaran I
Pelaksanaan proses pembelajaran biologi kelas VIII yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Biologi pada putaran I adalah sebagai berikut:
Dalam pembelajaran putaran I, kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan dirinya terlebih dahulu untuk pembelajaran Biologi yang akan dilakukan. Kemudian guru menjelaskan materi menjelaskan kandungan makanan dan jenis vitamin,sistem pencernaan pada manusia dan kelainan pada penyakit
rumus volume balok dan kubus.
Pada saat menjelaskan materi guru juga sekaligus memperhatikan sikap siswa dan aktivitas belajar siswa. Di sini guru menangkap masih banyak siswa yang kurang begitu memusatkan perhatiannya kepada guru yang sedang menjelaskan. Sebagian siswa masih sibuk dengan urusannya masing-masing. Kemudian untuk lebih memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran guru mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran, maka guru memerintahkan kepada siswa untuk bersama-sama menghitung banyaknya kubus dan balok satuan.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan beberapa contoh soal yang berhubungan materi yang telah dijelaskan, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa secara sukarela untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan tersebut di papan tulis. Untuk siswa yang bersedia mengerjakan soal di papan tulis, guru memberikan poin atau nilai tambah. Kemudian soal yang dikerjakan siswa tersebut di bahas kembali oleh guru untuk memastikan jawaban siswa sudah benar. Setelah memastikan jawaban siswa sudah benar, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kesulitan terhadap materi.
Pada kesempatan ini tidak ada satupun siswa yang bertanya tentang kesulitannya. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah guru memberikan soal-soal latihan baik latihan terkontrol maupun latihan mandiri. Soal-soal latihan dimulai dari yang mudah, latihan terkontrol dikerjakan bersama-sama dengan bantuan guru. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal-soal latihan terkontrol di depan kelas. Setelah latihan terkontrol, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan latihan mandiri. Latihan mandiri ini dikerjakan siswa secara mandiri pada buku tulis siswa masing-masing. Dalam kesempatan kali ini, guru berkeliling memantau aktivitas dan kemandirian siswa.
Pada akhir pembelajaran ini, guru memberikan PR dan memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah diberikan. Selanjutnya menganjurkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan.
Pada pembelajaran putaran pertama ini didapatkan bahwa siswa masing-masing kurang memiliki kepedulian terhadap pelajaran biologi, keaktifan siswa masih kurang, perhatian siswa terhadap pembelajaran masih kurang baik. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal juga masih kurang. Dilihat dari kondisi ini maka disepakati bahwa minat belajar matematika masih sangat kurang.
3) Hasil Putaran I
a). Observasi dan Monitoring Tindakan Kelas Putaran I
Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran I, diperoleh kesepakatan bahwa tindakan guru biologi sesuai dengan harapan. Hal ini ditandai dengan adanya kesempatan siswa untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu dalam pembelajaran biologi guru menjelaskan materi ajar secara sistematis, guru memberikan semangat dalam belajar, mendorong dan membimbing siswa menyampaikan ide, guru selalu mengingatkan siswa untuk mengulangi materi ajar yang telah diajarkan, dan pada akhir pembelajaran guru memberikan PR kepada siswa.
Pembelajaran di lakukan dengan pendekatan belajar tuntas. Pola pembelajaran secara kombinasi klasikal, kelompok dan individu sudah berjalan meskipun belum maksimal. Dalam setiap pembahasan pembelajaran guru melibatkan siswa secara aktif, dalam hal ini masih belum nampak. Guru sudah memberikan kesempatan bertanya selama pengembangan tetapi pada umumnya siswa kurang berani untuk bertanya walaupun belum jelas. Siswa akan berani bertanya manakal ada teman lain yang bertanya terlebih dahulu. Atau apabila guru memberikan bimbingan secara individu pada setiap siswa dalam mengerjakan soal latihan.
b) Refleksi terhadap tindakan kelas putaran I
Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari kamis 21oktober 2011 di MTS Pembangunan Plumbon di tempat penelitian, dimulai pukul 10.00 – 11.15 WIB. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran I dan diperoleh kesepakatan bahwa pada putaran I untuk mengendalikan tindakan belajar masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut diantaranya:
1. Pembelajaran secara kombinasi klasikal, kelompok dan
individu belum maksimal.
2. Keaktifan siswa belum nampak.
3. Gerakan guru mendekati untuk membimbing siswa belum
merata.
4. Siswa kurang berani bertanya walaupun belum jelas.
5. Guru dalam memperhatikan tingkah laku siswa masih
kurang.
c) Evaluasi terhadap tindakan kelas putaran I
Hasil pengamatan pada tindakan kelas putaran I dievaluasi bersama rekan kolaborasi diperoleh kesepakatan, bahwa perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini sementara dapat disimpulkan. Pertama, hasil siswa dalam keaktifan belajar masih cenderung rendah sekitar 16 siswa (41,03%). Hasil siswa dalam pemahaman materi sekitar 23 (53,85%), hasil siswa dalam kemandirian belajar 17 siswa (43,59%). Dari jumlah sisawa MTS Pembangunan kelas VIII 55 Siswa
b. Tindakan Kelas Putaran II
1) Perencanaan Putaran II
Perencanaan tindakan kelas putaran II, yang berkaitan dengan model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan putaran I yang telah direvisi. Materi ajar yang disampaikan adalah pokok bahasan volume. Bagian sub pokok bahasan volume kubus dan balok. Untuk sub pokok bahasan alokasi waktunya 2 jam pelajaran, 45 menit dan distribusikan ke dalam satu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berarti tindakan kelas putaran II terbagi dalam 1 kali pertemuan di kelas. Pembelajaran putaran II, dengan rencana pelaksanaan pembelajaran II selama 2 jam pelajaran @ 45 menit, membahas materi ajar :
a) menjelaskan sistem pencernaan pada heawan vertebrata
b) membedakan sistem pencernaan hewan pada manusia
2) Pelaksanaan Putaran II
Pelaksanan proses pembelajaran di kelas VIII yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada putaran II adalah sebagai
berikut:
Kekurangan-kekurangan pada putaran I yang berhubungan dengan minat belajar siswa seperti pelatihan, aktivitas dan kemandirian siswa dalam belajar dibenahi guru pada pembelajaran putaran II ini. Guru memberikan kata-kata semangat atau pujian agar siswa aktif. Guru melakukanpendekatan kepada siswa yang kurang memiliki perhatian dalam pembelajaran.
Pada awal pembelajaran, pekerjaan rumah siswa di bahas bersama-sama dengan melibatkan seluruh siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan PR tersebut di papan tulis.
Dalam pembahasan materi ajar, guru menggunakan aturan seperti pada pertemuan sebelumnya, tetapi pada pembelajaran kali ini guru membenahi gaya mengajarnya seperti melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung.
Di samping itu guru juga memberikan kata-kata pujian, semangat agar siswa menjadi lebih aktif dan berminat dalam belajarnya. Dalam proses pembelajaran ini setiap siswa dilibatkan secara keseluruhan oleh guru. Para siswa harus memperhatikan guru saat memberikan penjelasan. Selain itu guru juga berkeliling memantau dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menangkap inti. Pelajaran serta yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Pada akhirnya, pertemuan ini, guru memberikan PR untuk mengukur kemandirian siswa dalam belajar dan mengukur kemampuan siswa memahami materi.Pada pembelajaran putaran II ini diperoleh data bahwa siswa sudah cukup peduli terhadap pembelajaran biologi. Keaktifan siswa baik dalam bertanya, mengerjakan soal sudah cukup baik. Perhatian siswa sudah mulai terfokus pada pembelajaran, tetapi kemandirian siswa dalam mengerjakan PR, mempelajari kembali materi ajar yang sudah di bahas, masih kurang optimal.
3) Hasil Putaran II
a) Observasi dan Monitoring tindakan kelas putaran II
Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran II diperoleh bahwa tindakan guru biologi kelas VIII MTS Pembangunan sesuai dengan harapan, yaitu: memberitahukan tujuan pembelajaran, memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam menyampaikan maeri ajar. Secara sistematis,
guru memberikan semangat dalam belajar, mendorong dan membimbing siswa menyampaikan ide, guru tidak membedakan perlakuannya terhadap semua siswa. Guru selalu mengingatkan siswa untuk mengulangi materi ajar yang telah diajarkan, menciptakan suasana yang membuat siswa terlihat secara aktif, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
Pola pembelajaran yang dilakukan guru biologi kelas VIII adalah kombinasi, klasikal, kelompok dan individual sudah cukup baik. Keterlibatan siswa dalam setiap pembahasan pembelajaran mulai tampak, sehingga dominasi guru berkurang. Siswa telah terlibat dalam pembahasan PR atau tugas yang diberikan oleh guru ada beberapa siswa yang dengan suka rela mengerjakan di papan tulis.
Guru telah melibatkan secara aktif untuk bertanya, mengemukakan ide dan mengerjakan soal latihan, tetapi pada umumnya siswa masih belum berani bertanya. Pada tindakan kelas putaran II sudah ada peningkatan minat belajar siswa. Tetapi usaha untuk mendorong siswa aktif harus terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang sempurna.
b) Refleksi terhadap tindakan kelas putaran II
Perencanaan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari Kamis 28 oktober 2011 di MTS Pembangunan tempat penelitian, dimulai pukul 10.00 sampai dengan 11.15 WIB. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas
putaran II dan diperoleh kesepakatan. Guru sudah mendorong siswa untuk lebih aktif, siswa diberi kesempatan mengerjakan soal di papan tulis. Tetapi masih ada sebagian siswa yang belum berani bertanya jika kurang paham, karena masih terbiasa dengan situasi belajar sebelum penelitian mereka masih merasa takut disalahkan oleh guru. Pada pertemuan kedua ini sudah mulai terjadi tukar pendapat diantara siswa dalam membahas suatu soal / permasalahan. Karena mereka masih terbiasa bersifat individual. Penerapan untuk keseluruhan materi ajar pada setiap pertemuan sebagai latihan terkontrol maupun latihan mandiri, tugas-tugas diarahkan dengan jelas. Pembuatan rangkuman materi ajar setiap akhir pertemuan sudah ditetapkan. Secara umum tindak mengajar yang dilakukan guru biologi pada putaran II untuk mengendalikan tindakan belajar, masih terdapat kekurangan. Kekurangan-kekurangan tindakan mengajar tersebut adalah
1) perhatian guru terhadap siswa yang kurang aktif, guru lebih cenderung memperhatikan siswa yang aktif,
2) bimbingan terhadap siswa kurang menyeluruh. Pembelajaran matematika dengan pendekatan belajar tuntas dengan kerja praktek seperti yang disarankan sebelumnya, sudah cukup berjalan dengan baik meskipun masih terdapat sedikit hambatan yaitu kurangnya persiapan guru pada saat pembelajaran. Persiapan guru sebelum pembelajaran sangat diperlukan. Sebelum memulai aktivitas pembelajaran guru perlu direncanakan, yaitu:
1) apa yang dapat dikerjakan untuk mendapat sikap positif terhadap kegiatan yang dapat dilakukan, guru untuk memenuhi kebutuhan siswa melalui kegiatan itu. Siswa dituntut selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Belajar akan lebih bermakna apabila siswa mengalami/mempraktekkan sendiri dan guru sekedar pembimbing. Guru sebagai pembimbing di dalam pembelajaran biologi sangat penting, sebab mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman belajar siswa pada pelajaran biologitidaklah mudah. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya merancang dan melaksanakan bimbingan terhadap siswa masing-masing individu siswa perlu dibedakan. siswa cenderung “lambat” perlu mendapatkan bimbingan yang lebih banyak. Kedua, khusus untuk tindak mengajar yang dilakukan guru biologi cenderung belum memberikan penguatan terhadap siswa-siswa yang “lambat”. Padahal penguatan terhadap siswa- siswa yang “lambat” belajar sangat diperlukan, sebab bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan siswa akan belajar lebih banyak.
Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Pemberian komentar yang dapat mendorong dan membesarkan hati untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Pemberian komentar yang dapat mendorong dan membesarkan hati untuk setiap hasil kerja siswa memberikan penguatan positif terhadap pencapaian tujuan belajar. Ketiga, tindak belajar yang masih perlu penanganan secara khusus adalah partisipasi aktif siswa dan kemandirian belajar siswa. Sikap siswa tidak mau memperagakan proses di dalam suatu pembahasan, diam dan kurang insiatif di dalam mengemukakan ide, dan tidak mau bertanya merupakan tindak belajar pasif yang perlu diubah menjadi tindak belajar aktif. Kemandirian belajar siswa, baik dalam keberanian mengemukakan ide atau melakukan percobaan perlu ditekankan secara kondisi ini akan menjamin atau memberi peluang yang besar terhadap keberhasilan belajar biologi.
c) Evaluasi terhadap tindakan kelas putaran II
Hasil pengamatan pada tindakan kelas putaran II dievaluasi bersama rekan kolaborasi diperoleh kesepakatan bahwa tindakan guru biologi kelas VII yang sesuai harapan selain yang disampaikan pada putaran II adalah guru cenderung:
1) memberitahukan tujuan pembelajaran, inti materi ajar dan kegiatan yang akan dilakukan,
2) tidak memarahi siswa walaupun siswa menjawab/mengerjakan soal salah,dan
3) memberikan petunjuk langkah-langkah pengerjaan pada setiap tugas yang harus dikerjakan siswa. Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan sampai pada tindakan kelas putaran II, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini sementara dapat
disimpulkan sebagai berikut : Pertama, hasil siswa dalam keaktifan belajar lebih meningkat lebih baik sekitar 21 siswa (53,85%). Hasil siswa dalam pemahaman materi sekitar 27 siswa (69,23%), hasil siswa dalam kemandirian 25 siswa (64,10%).
d) Revisi rencana tindakan kelas putaran II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan kelas putaran I maka rencana tindakan kelas putaran II perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan tindakan kelas putaran III. Revisi yang disepakati oleh peneliti dan para mitra kolaborasi adalah : 1) persiapan guru sebelum memberikan tindakan pembelajaran , 2)mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran, 3) penguatan terhadap siswa yang “lambat”.
Jika diperhatikan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan kelas putaran II yaitu pembelajaran dengan baik meskipun masih terdapat hambatan yaitu kurangnya persiapan guru pada saat pembelajaran. Hal ini disebabkan persiapan guru sebelum memberikan tindakan pembelajaran masih kurang. Guru sudah menyiapkan secara tertulis, tetapi terkadang masih terjadi suatu kejadian di kelas yang tidak terduga, yang dapat mempengaruhi kelancaran dalam proses pembelajaran.
Persiapan guru belum memberikan tindakan pembelajaran akan bermanfaat banyak, baik itu efisien waktu maupun mengurangi dominasi guru. Guru tidak perlu menghabikan wkau pembelajaran unuk menulis di papan tulis, dan waktu tersebut dapat dimanfatkan oleh guru untuk memantau dan membimbing siswa belajar. Aktivitas guru aktif secara dominan dapat dikurangi, dan kegiatan guru mendorong siswa aktif di dalam pembelajaran. Untuk menumbuhkan kreativitas dan keberanian/kemandirian siswa, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencari, menemukan, mengumpulan, bertanya, mengeluarkan ide, dan menjawab pertanyaan sendiri. Di dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing.
Pada tindakan kelas putaran III, disarankan agar guru biologidi dalam pembelajaran selalu memberi penguatan baik kepada siswa yang sudah berhasil maupun kepada siswa yang belum berhasil artinya dalam hasil formatif dan nilai rata-rata .
d). Evaluasi program peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
biologi .
Evaluasi program peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
biologi sebagai upaya menentukan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan tindakan. Evaluasi ini diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan yang terjadi setelah dilakukan serangkaian tindakan. Padapenelitian ini secara kolaboratif dilakukan dua macam evaluasi yaitu: a) evaluasi berdasarkan standar minimum tujuan jangka pendek dan
b) evaluasi berdasarkan hasil tindakan secara komulatif dan pendapat guru
biologi pada akhir penelitian.
Evaluasi berdasarkan standar minimum tujuan jangka pendek, untuk menentukan kedudukan penampilan guru yang dikehendaki dan untuk menetapkan tingkat perilaku belajar yang harus dikuasai siswa. Evaluasi ini secara komprehensif dan kontinyu dibahas dan dilaporkanbersamaan kegiatan refleksi dan hasilnya pada masing-masing putaran telah dilaporkan sebelumnya, yaitu pada hasil putaran.
Evaluasi berdasarkan hasil tindakan secara kumulatif dan pendapat guru biologi pada akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan tindak mengajar maupun tindak belajar sebelum dan sesudah
terjadi proses tindakan. Sebagai keberhasilan peningkatan keaktifan belajar siswa melalui pendekatan belajar tuntas dalam pembelajaran matematika. Hasil evaluasi kedua ini adalah sebagai berikut :
a. Tindak mengajar
Selama proses penelitian tindakan ini dilaksanakan, yaitu sejak dialog awal sampai selesainya serangkaian tindakan, selalu terjadi interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara guru biologi, kepala sekolah, dan peneliti. Melalui dialog awal dan diskusi-diskusi yang dilaksanakan dengan komunikasi terbuka, hubungan yang baik, dan adanya kebersamaan dapat menimbulkan rasa ingin berubah kepada guru biologi yang terlibat. Dari II siklus tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan perubahan-perubahan tindak mengajar antara lain :
1) guru bisa merubah kebiasaan otoriter menjadi fasilator, membimbing dan mengembangkan inisiatif siswa,
2) pembelajaran yang biasanya hanya menerapkan ceramah dan menjelaskan secara singkat berubah menjadi proses pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas,
3) pada setiap pembelajaran guru selalu memperhatikan :
a) perbedaan karakter siswa, b) organisasi kelas, c) inisiatif kelas, d) isi materi ajar, e) variasi pembelajaran dan f) kondisi / iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan. Keseluruhan tindakan kelas yang telah dilakukan dapat menjadi indikasi bahwa upaya pengembangan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Kebiasaan otoriter guru sebelum penelitian dilaksanakan, yaitu seperti tingkah laku cenderung menilai, mengarahkan, mencela, memberi perintah dan sebagainya. Guru sebagai fasilitator, selalu menjamin siswa merasa aman dan bebas mengungkapkan ide. Mendorong siswa bersifat aktif dan saling bekerjasama dan menolong siswa untuk melakukan belajarnya sendiri. Sebelum penelitian, guru matematika kelas V SD yang terlibat cenderung mengajar dengan metode ceramah. Pembaharuan diantaranya adalah menetapkan strategi pembelajaran yang demokratis yang dapat mengaktifkan siswa, yaitu pembelajaran melalui pendekatan belajar tuntas. Selain itu dalam penyelesaian soal-soal latihan menggunakan pemecahan masalah. Pembaharuan dilaksanakan perlahan-lahan dan secara bertahap. Berkaitan dengan materi ajar matematika, penerapan pembelajaran pada penelitian ini tidak semata-mata disajikan sebagai latihan menghafal rumus atau definisi, namun lebih ditekankan kepada proses penyelidikan.
Pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran ini diwujudkan oleh guru matematika yang melakukan tindakan melalui pembahasan materi ajar dengan tuntas dan guru berperan sebagai fasilitator maupun pembimbing. Perubahan yang lain, pada setiap pembelajaran guru selalu memperhatikan aspek-aspek pembelajaran. Pertama, aspek perhatian guru terhadap perbedaan individu siswa pada setiap pembelajaran guru selalu berusaha menghargai dan menjamin / memberi pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
Kedua, aspek perhatian guru terhadap organisasi kelas, pada setiap pembelajaran guru selalu mengorganisasi kelas baik yang menyangkut aspek fisik maupun aspek psikologis. Aspek fisik misalnya, pengaturan tempat duduk siswa (secara kombinasi, klasikal, kelompok, dan individual) selalu berubah beraturan, sedangkan aspek psikologis termasuk pengendalian atau bimbingan terhadap siswa.
Ketiga, aspek perhatian guru terhadap inisiatif siswa. Pada setiap pembelajaran guru selalu memberikan kelonggaran dan mendorong kepada siswa untuk bertanya, mengeluarkan ide, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal.
Keempat, aspek perhatian guru terhadap isi materi ajar. Pada setiap organisasi guru selalu menunjukkan tujuan dan sumber materi ajar serta mengorganisasi isi materi ajar dengan baik dan benar. Konsep-konsep disusun berhubungan dan disampaikan dengan pendekatan belajar tuntas.
Kelima, aspek perhatian guru terhadap variasi pembelajaran. Pada setiap pembelajaran guru selalu berusaha mengadakan variasi penyajian penemuan, atau pemecahan masalah, penggunaan media dan tugas (kelompok atau mandiri)
Keenam, aspek perhatian guru terhadap iklim belajar. Pada setiap pembelajaran guru selalu memberikan iklim belajar. Pada setiap pembelajaran guru selalu memberikan iklim yang aman bagi siswa, dalam hal ini guru selalu berusaha tidak memarahi siswa.
b. Tindak belajar
Perilaku siswa dalam pembelajaran biologi yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, di setiap kelas dan masing-masing putaran telah dilaporkan pada evaluasi yang pertama.
Hasil evaluasi tindakan
Hasil belajar siswa | sebelum | I | II |
Keaktifan belajar siswa | 5 siswa | 17 siswa | 22 siswa |
Pemahaman materi ajar | 18 siswa | 21 siswa | 27 siswa |
Kemandirian belajar sisawa | 7 siswa | 17 siswa | 25 siswa |
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa dengan diadakannya tindakan-tindakan kelas pada setiap putaran keaktifan siswa dalam pembelajaran pemahaman konsep dan materi, serta kemandirian belajar dapat meningkat secara perlahan-lahan.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
A. Kesimpulan
Sejumlah temuan selama kegiatan penelitian tindakan, terutama dari proses tindakan yang dikembangkan oleh peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran Biologi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), tindakan yang dilakuan guru adalah :
a. Memberitahukan tujuan pembelajaran, inti materi ajar, dan kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Menyampaikan materi ajar secara sistematis dan jelas sesuai dengan
pendekatan belajar tuntas (mastery learning).
c. Guru menggunakan model belajar klasikal, kelompok, dan individual.
d. Guru bertindak sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam proses
pembelajaran.
e. Memberi petunjuk langkah-langkah pengerjaan pada setiap soal yang
dianggap sulit.
f. Selalu mengingatkan siswa mengulangi materi ajar yang sudah dibahas
dan mempelajari terlebih dahulu materi ajar yang akan dibahas.
g. Mendorong semangat belajar siswa agar menumbuhkan minat belajar
siswa.
h. Membantu siswa memperbaiki kesalahannya, dengan sikap ramah,
simpati dan terbuka.
2. Pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara berarti, hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dan tanggapan guru setelah serangkaian tindakan kelas selesai.
Dari profil kelas yang dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut: a) keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi sebelum penelitian hanya berjumlah 5 siswa (12,82%), putaran I berjumlah 16 siswa (41,03%), putaran II berjumlah 21 siswa (53, 85%), putaran III berjumlah 30 siswa (76,92), b) pemahaman materi ajar yang sebelum penelitian hanya berjumlah 18 siswa (46,15%), putaran I berjumlah 21 siswa (53,85%), putaran II berjumlah 27 siswa (69,23%), putaran III berjumlah 34 siswa (87,18%), c) kemandirian belajar siswa sebelum penelitian hanya berjumlah 7 siswa (17,95%), pada putaran I berjumlah 17 siswa (43,59%),putaran II berjumlah 25 siswa (64,10%), putaran III berjumlah 31 siswa (79,49%).
B. Implikasi
Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi, bahwa dengan berbekal kemampuan yang tinggi dalam pengalaman mengajar yang cukup lama serta mendengarkan saran dari pihak lain, guru matematika mampu melaksanakan
perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini akan membawa pengaruh besar dalam pembelajaran. Pengaruh yang tampak yaitu siswa lebih berminat dalam pembelajaran matematika. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka yang akan berdampak positif pada hasil belajar mereka. Kesimpulan butir kedua memberikan implikasi bahwa gaya belajar dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) yang dicobakan pada penelitian ini memiliki peran utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi tersebut diukur dan dinilai melalui ulangan. Tindak mengajar yang telah dilakukan guru dan tindak belajar yang dilakukan siswa memberikan gambaran seberapa jauh pemahaman siswa terhadap penguasaan materi dan sejauh mana minat belajar siswa lebih tekun dan terjadi perubahan perilaku yang lebih baik. Tindak mengajar dan tindak belajar dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan atau keberhasilan guru dalam menyampaikan materi ajar siswa.
Di samping kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti, namun perlu disadari adanya keterbatasan, sebab apa yang secara ideal harus dilakukan peneliti kerap kali dihadapkan pada realita-realita yang membatasi.
Oleh karena itu, yang penting bagi semua pihak adalah memahami keterbataan dari suatu penelitian agar dapat memahami secara cermat kesimpulan yang dihasilkan, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan subjek penelitian sekolah dipilih sendiri dan keterbatasan waktu perencanaan serta pelaksanaan penelitian. Cara pengambilan seperti ini mengandung kelemahan, bahwa kepekaan guru terhadap permasalahan kelas akan mempengaruhi hasil penelitian dan hasil penelitian ini hanya berlaku terbatas pada sekolah, sehingga tidak dapat digunakan untuk generalisasi.
2. Keterbatasan dalam menggunakan suatu strategi pembelajaran yaitu pendekatan belajar tuntas (mastery learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
C. Saran
Berdasarkan temuan penelitian tindakan kelas ini maka dalam usaha eningkatan hasil belajar siswa kelas V diajukan sejumlah saran sebagai berikut
1. Terhadap Guru
a. Guru selalu memberikan latihan secara kontinyu dengan bimbingan
seperlunya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
a. Dalam menghadapi tugas sehari-hari perlu berkolaborasi dengan sesama guru untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran khususnya dalam menangani hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
2. Terhadap Kepala Sekolah
a. Untuk mengaktifkan guru, kepala sekolah perlu melakukan supervisi
secara terus menerus dengan diberi umpan balik.
b. Kepala sekolah selalu mendorong adanya kerja kolaborasi sesama guru.
3. Terhadap Siswa
a. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.
b. Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika
di kelas.
c. Siswa hendaknya memiliki minat belajar yang tinggi agar tercapai
prestasi belajar yang bagus.
4. Terhadap peneliti berikutnya
Penelitian tindakan kelas dalam rangka pengembangan pembelajaran biologi perlu peningkatan secara terus menerus dengan mengelola variabel-variabel berbentuk proses pembelajaran yaitu faktor individu guru, faktor individu siswa, faktor organisasi sekolah, faktor lingkungan dan faktor proses yakni interaksi guru, siswa dan sarana penunjang lainnya. Kerja penelitian ini ada baiknya diawali dari fokus permasalahan yang paling dominan dan memerlukan penanganan.
DAFTAR PUSTAKA



Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS (tidak diterbitkan)







.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
PEDOMAN OBSERVASI
A. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajarannya.
No | Indikator | Ketercapaian | |
ya | Tidak | ||
1 | Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat | ||
2 | Motivasi dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau kelompok) | ||
3 | Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok | ||
4 | Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran | ||
5 | Hubungan siswa dengan siswa lain selama kegiatan pembelajaran (dalam kerja kelompok) | ||
6 6 | Antusias siswa dalam memahami pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran belajar tuntas mastery learning (ML ) | ||
7 7 | Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), mengikuti kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru |
B. Data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajarannya.
No | Indikator | ketercapaian | |
Ya | Tidak | ||
1 | Menyeloteh | ||
2 | Mengobrol dengan teman | ||
3 | Mengerjakan tugas lain | ||
4 | Ribut | ||
5 | Izin ke kamar mandi berkali-kali |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar