Senin, 23 Januari 2012

Spirit perlawanan Mahasiswa Tak hilang di Telan Zaman

KlikM, Bekasi - Kondisi bangsa Indonesia di zaman modern ini masih saja terjajah, bahkan penjajahan itu terlegitimasikan oleh undang-undang. Sebagaimana diketahui, di Indonesia terdapat 70-an perundangan yang disinyalir dibuat oleh DPR atas pesanan asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia.
  Posting  Oleh : UbedilahBadrun



Ketua Umum PB HMI MPO, M Chozin, Aktivis 98 Ubedilah Badrun, Ketua HMI MPO Cabang Bekasi Ivan Faizal serta Adhel Setiawan, manta Ketua Komisi Hukum dan HAM PB HMI

"Kekayaan negara yang terpusat pada tiga hal, yaitu kekayaan alam, sektor produksi dan keuangan Indonesia dikuasai asing dan rakyat terampas haknya. 120 juta rakyat Indonesia hanya berpenghasilan 2 USD per harinya," ungkap Adhel Setiawan, mantan Ketua Komisi Hukum dan HAM PB HMI (MPO) dalam seminar publik Pelantikan Pengurus HMI MPO Cabang Bekasi di Gedung DPRD Kota Bekasi, Sabtu (28/5).
Karenanya sudah menjadi kewajiban aktivis untuk menyuarakan mayoritas suara rakyat yang terbungkam.
Ubedillah Badrun, tokoh reformasi 98 mengungkapkan, setiap zaman di manapun terdapat ketidakadilan. Jika pada zaman Orde Baru, mahasiswa menemukan musuh bersama, namun kini mahasiswa seolah kehilangan daya juang.
"Di setiap zaman pasti terdapat ketidakadilan, dan tugas intelektual adalah menemukan dan melawannya. Indonesia terjajah oleh sistem dan kekuatan hegemonik. Jika mahasiswa tak mampu menemukannya, itu artinya kecerdasan mahasiswa menurun," kata Ubedillah Badrun.
Mantan Ketua Umum HMI MPO Cabang Jakarta pemrakarsa FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) juga berpesan. Mahasiswa, khususnya aktivis Islam harus terus menumbuhkan tradisi intelektual yang merupakan kunci bangunan kritis dan militansi dalam berjuang.
"Dengan tradisi intelektual, spiritual dan dengan basis data yang kuat, gerakan mahasiswa akan kuat," lanjut suami Hartini Nara tersebut.
Sementara Ketua Umum PB HMI MPO, Muhammad Chozin menegaskan, dalam hubungan antara HMI dengan negara yang terus mengalami perubahan. Musuh bersama kini adalah kapitalisme modern yang telah membelit dunia dengan sistem riba.
"Lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang pada awalnya untuk restorasi Eropa dan Amerika pasca perang dunia, kini berubah menjadi penghisap kekayaan negara-negara di dunia yang dianggap bukan sebagai manusia utuh (sub-human)," tandasnya. (Ryp)

Sumber: www.klikM.com, Sabtu, 28 Mei 2011 | 22:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar